KARYA TULIS
ILMIAH
MORFOLOGI
BAHASA INDONESIA LANJUT
IMBUHAN KATA KERJA MEMPER- KAN DAN DIPER-KAN
DALAM BAHASA INDONESIA
KELOMPOK 3
FEBRIZA
CAHYANE
FITRI
ANGGORO SARI
ILAM SARTIKA
JULIANA. S
JUNIDA
PARAMITA
SUMIARTI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA
INDONESIA
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
2011/ 2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi kami kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dan tidak lupa pula kami
ucapkan solawat dan salam kepada ruh junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W semoga
kita semua mendapatkan syafa’atnya dihari akhir nanti.
Terimakasih
juga kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang mengasuh mata kuliah morfologi bahasa
indonesia lanjut dikelas 4B. Semoga Ibu selalu mendapatkan rahmat dari Alla
S.W.T dan semoga Ibu selalu diberi kesehatan. Dan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada rekan – rekan yang telah membantu kami menyelesaikan karya
tulis ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam peristiwa pembentukan kata sering terjadi
peristiwa penggabungan imbuhan, baik antara awalan dengan awalan ataupun antara
awalan dengan akhiran. Dalam hal ini terdapat dua macam penggabungan, yaitu
penggabung yang dilakukan secara serempak dan penggabungan yang dilakukan
secara bertahap. Hal yang pertama, misalnya terjadi pada kata kekuatan,
perdebatan, pemukulan. Dalam hal ini ke-an, per-an dan peN-an secara serempak membentuk ketiga kata bentukan di atas
dengan menggunakan kata dasar kuat, debat dan pukul. Karena kedua macam imbuhan
itu masing-masing tidak berdiri sendiri, maka makna yang dikandungnya pun
merupakan satu kesatuan. Imbuhan seperti itu disebut dengan istilah konfiks.
Lain halnya dengan me-kan, per-kan, memper-kan.
Misalnya pada kata menggunakan, pergunakan, mempergunakan. Dalam hal ini
akhiran kan lebih dahulu berfungsi pada kata bentukan itu daripada me-, per-, memper-. Bentukan imbuhan
seperti ini tidak sama fungsinya dengan konfiks.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Kajian Relevan
A.
Imbuhan Gabung memper – kan
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper – kan
adalah awalan me-, awalan per-, dan akhiran –kan yang digunakan bersama – sama
pada sebuah kata dasar, atau pada sebuah bentuk dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula – mula pada sebuah kata
dasar atau bentuk dasar diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara
bersamaan dan kemudian diimbuhkan pula
awalan me- . Contohnya pada kata dasar tunjuk
mula – mula diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara bersamaan
sehingga menjadi pertunjukan, dan kemudian diimbuhkan lagi awalan me- sehingga
menjadi kata mempertunjukkan.
Fungsi imbuhan gabung memper - kan adalah membentuk
kata kerja aktif transitif. Sedangkan makna yang dimiliki sebagai hasil dari
proses pengimbuhannya, antara lain yaitu:
1)
Menjadikan bahan
2)
Menjadikan supaya
3)
Menjadikan per – an
4)
Menjadikan dapat di-
5)
Menjadikan ber-
Aturan pengimbuhan gabung memper- kan
adalah sebagai berikut :
1)
Untuk mendapatkan makna ‘ menjadikan sebagai bahan ‘ imbuhan gabung
memper – kan harus diimbuhkan pada kerja tertentu. Contoh :
-
Mereka masih saja memperdebatkan persoalan itu.
Memperdebatkan artinya ‘ menjadikan ( persoalan itu )
sebagai bahan perdebatan’.
-
Tidak baik mempermainkan orang tua seperti itu.
Mempermainkan artinya ‘ menjadikan ( orang tua seperti
itu ) sebagai bahan permainan’.
2)
Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan supaya’ imbuhan gabung
memper-kn harus diimbuhkan pada kata sifat dan kata kerja yang menyatakan
keadaan. Contoh :
-
Kamu harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya.
Mempersiapkan artinya ‘menjadikan ( diri ) supaya
siap’.
-
Saya ingin memperkenalkan kamu pada ayah saya.
Memperkenalkan artinya ‘menjadikan ( kamu ) supaya
berkenalan’.
3)
Untuk mendapatkan makna ‘melakukan per-an’, imbuhan memper-kan
harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata benda berbentuk
per-an. Contoh :
-
Mereka mempertahankan
benteng itu.
Mempertahankan artinya ‘melakukan pertahanan’.
-
Sctv akan mempersembahkan kesenian daerah
Mempersembahkan artinya ‘melakukan persembahan’.
4)
Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan dapat di…’ imbuhan gabung
memper-kan harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar kata kerja. Contoh :
-
Saya memperlihatkan
naskah aslinya.
Memperlihatkan artinya ‘menjadikan dapat dilihat’.
-
Ami mempertontonkan
kepandaiannya bermain piano.
Mempertontonkan artinya ‘menjadikan dapat ditonton’.
5)
Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan ber….’ Imbuhan bagung
memper-kan harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata kerja
berbentuk ber-. Contoh :
-
Saya akan mempertemukan Anda dengan Beliau.
Mempertemukan artinya ‘menjadikan bertemu’.
-
Janganlah Anda mempersekutukan Allah.
Mempersekutukan artinya ‘menjadikan bersekutu’.
B.
Imbuhan Gabung diper – kan
Imbuhan gabung diper-kan berfungsi membentuk kata
kerja pasif, sebagai kebalikan kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan.
Semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan adalah kata kerja
transitif. Oleh karena itu, setiap kata kerja berimbuhan gabung memper-kan ada
kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan. Contoh
:
Kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan
-
Dipergunakan
-
Dipertentangkan
-
Dipersembahkan
-
Dipertemukan
-
Diperkenalkan
Sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif berimbuhan memper-kan :
-
Mempergunakan
-
Mempertentangkan
-
Mempersembahkan
-
Mempertemukan
-
Memperkenalkan
Imbuhan gabung diper-kan digunakan sebagai imbuhan kata kerja dalam kalimat
yang pelakunya terletak sesudah kata kerjanya. Contoh :
-
Kami diperkenalkan
paman kepada anak buahnya.
Kata kerja pelaku
-
Acara ini dipersembahkan oleh TVRI
stasiun Pekanbaru.
Kata kerja pelaku
2.2 Teori
Masnur Muslich (2010 : 39-41 ) Afiks ialah bentuk kebahasaan terikat yang
hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan bentuk dasar, yang memiliki
kesanggupan untuk membentuk kata – kata baru. Abdul Chaer ( 2008 : 106 ) Afiks
adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba,
berkategori nomina maupun berkategori ajektiva.
Menurut Hasan Alwi dkk ( 2008 : 31 ) Afiks adalah bentuk terikat yang
dipakai untuk menurunkan kata. Meurut Drs. M. Ramlan ( 1978 : 48 ) Afiks ialah
suatu unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada satuan – satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
Menurut Dra. Charlina,M.Hum dan Drs. Mangatur Sinaga ( 2007 : 29 ) Afiks ialah
proses pembentukan kata – kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Bentuk dasarnya itu mungkin berupa pokok kata, kata, dan kelompok kata.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper – kan adalah awalan me-, awalan
per-, dan akhiran –kan yang digunakan bersama – sama pada sebuah kata dasar,
atau pada sebuah bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula –
mula pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar diimbuhkan awalan per- dan
akhiran –kan secara bersamaan dan kemudian
diimbuhkan pula awalan me- . Imbuhan gabung diper-kan berfungsi
membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan kata kerja aktif berimbuhan
gabung memper-kan. Semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan adalah
kata kerja transitif. Oleh karena itu, setiap kata kerja berimbuhan gabung memper-kan
ada kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan.
3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca karya tulis ini,
karena kami menyadari kekurangan kami. Mungkin saja dalam karya tulis kami ini
terdapat banyak kesalahan, dari itu kami sangat berterimakasih sekali jika ada
kritikan dan saran dari pembaca. Demi mendapatkan karya tulis yang lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ramlan. 2005. Morfologi Suatu Tujuan
Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Sinaga, Mangatur. 2007. Morfologi. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.