Sabtu, 09 Juni 2012

KEYAKINAN CINTA

SEBUAH KEYAKINAN CINTA

Entah mengapa,,aku yakin kalau dirimu sedang mengujiku. Jangan tanya mengapa aku yakin?? Sebab hatiku yang merasakan keyakinan itu. Walau memang jarak antara kita cukup jauh,, namun hatiku selalu merasa dekat dengan mu. Apakah ini yang namanya cinta??
Terkadang aku ingin membuangmu dari pikiran dan mengikis cinta yang bersemi dihatiku. Namun hati kecilku,,selalu menjerit dan melarang ku untuk memngikis cinta ini. Sebab dia yakin  kau akan datang untukku.  
Sebuah keyakinan yang tentunya sangat penting untuk memulai sesuatu. Kerana keyakinan itulah hingga saat ini aku masih menunggumu. Jenuh sudah pasti,,tapi bukan alasan untukku beralih kehati lain. Mungkin kerana aku pecinta sejati ...hahahhaa.
Bukan masalah besar menurutku..yang penting terus jalani keyakinan yang memang benar-benar  ada dalam hati kita. Nah, itulah yang saat ini sedang aku jalani. Sedikit pengharapan agar kau sudi menoleh dan menimbang rasa ini.,karena aku yakin sekeras apapun hatimu..akan meleleh jua dengan sabar yang aku tebar dan tentunya ijin dari yang Kuasa. Aku yakin kau juga menyimpan rasa itu untukku.
Kau uji aku dengan kata-kata yang menjijikkan menurutku,, ingin rasanya aku  memakimu. Tapi lagi-lagi hati kecilku, mampu menenangkan aku untuk tidak terpancing dengan kata-kata kotor mu. Tragis  sih,,tapi ya sudahlah. Semua telah berlalu seiring bergulirnya waktu dari masa lalu. Aku berusaha untuk selalu memandang positif padamu,,walau kadang aku juga gagal untuk itu. Karena aku juga manusia biasa.
Hanya Allah yang tau kejujuran yang aku punya untuk tetap mencintaimu. Dan entah sampai bila ini akan terjawab. Kau katakan padaku, tiada waktu untuk menjalin cinta dimasa-masa pendidikan seperti sekarang. Dan apakah kau tau..aku juga berpikiran demikian?? Saat ini aku memang menyimpan cinta untumu. Tapi aku juga membatasi diriku untuk  tidak keluar dari komitmen yang sudah aku buat. Karena itu aku tidak ingin menuntutmu lebih, cukup jaga hatimu untuku dan akan kujaga hatiku untumu.
Sebab dari saling menjaga dan saling percayalah, kelak cinta yang Allah anugrahkan kepada kita akan kekal dan menemukan ridho-Nya saat kita  halal dimata Allah. Tapi kalaupun Allah tidak menjodohkan kita, apa hendak dikata. Mungkin disaat itulah aku akan benar-benar membuang rasa ini. Karena Allah telah mempersiapkan jodoh untuk kita. Dan yakinlah itu adalah jalan terbaik dari Sang Penguasa. Sembari menunggu hari itu tiba, ijinkan aku untuk tetap menjaga dan merawat pohon cinta ini. Yang jelas tiada perlu aku  umbar-umbar padamu. Aku yakin kau akan tau dengan sendirinya. Yang jelas Pondok telah mempertemukan kita dan menumbuhkan benih-benih yang mendebarkan hati. Siapa yang tau,,kalau rasa ini tetap ada walau sudah 8 tahun lamanya... sungguh waktu yang tidak sebentar. Tapi rasa baru kemarin rasanya aku melihatmu disana.
Marilah kita perjuangkan hidup kita,,, insyaallah jika kita berjodoh aku yakin Allah akan mempertemukan kita tanpa ada rasa sakit dan benci satu dengan yang lain. Amin. Dan aku mencintaimu karena ijin Allah,,bila Allah tidak ijin aku yakin rasa ini sudah lama punah dari hatiku...Karena aku menjalani semua ini denga penuh keyakinan....

KUMBANG JALANG

KUMBANG JALANG
Aku memang begitu lemah untuk masalah cinta. Tapi satu hal yang aku tau,,penantianku selama  aku bertahun-tahun tidak membuahkan hasil. Namun, aku yakin Allah telah menyiapkan seseorang  yang bisa menerimaku apa adanya. Hanya saja belum saatnya aku bertemu dengan seseorang itu.
Mereka datang bagai kumbang yang menumpang sejenak dikelopak bunga tepian hatiku. Mengumbar janji yang palsu untuk menguji ketegaranku sebagai sekuntum bunga. Aku sangat bersyukur sebab aku tidak termakan bujuk rayuan kumbang-kumbang jalang yang datang. Duri yang membaluti tubuhku masih mampu melindungiku dari kejahilan kumbang-kumbang yang tidak bertanggung jawab itu.
Jika sering aku diuji oleh kumbang, mungkin hal yang biasa. Karena aku juga paham bahwa kumbang ingin bunga yang indah dan tidak ternoda. Wajar-wajar saja jika para kumbang berpetualang dengan senjata rayuan dan janji-janji palsunya. Tapi, sebenarnya mereka bisa melakukan penyeleksian terhadap bunga-bunga tidak dengan rayuan maut dan janji-janji  palsu saja. Mereka bisa menggunakan kejujuran dan sedikit kesabaran, itu menurut ku. Walau kenyataannya,  satu banding seribu ( 1 : 1000 ) kumbang yang seperti itu. Bahkan nyaris tidak ada.
Mereka katakan aku ego, hanya mementingkan diri sendiri. Silahkan orang berargumen apa saja tentang diriku. Karena sebenarnya mereka tidak paham tentang arti komitmen dalam hidup ku. Aku juga sekuntum bunga yang menginginkan kumbang yang indah dan tidak berbisa seperti kebanyakan kumbang yang ada. Apakah itu salah? Tentu tidak, sebab kita semua memiliki hak yang sama untuk mencari cinta. Jika salah kita dalam menjalani cinta, maka luka yang menyakitkan akan menyiksa perjalanan cinta kita.
Karena keragu-raguan yang masih menumpuk disudut hatikulah,,makanya aku tidak dengan begitu mudah mengatakan “iya” pada kumbang yang ingin menabur cinta pada kelopak bunga ku. Pilihan yang sulit memang. Satu sisi aku takut jika aku hanya akan melukai hati kumbang yang menghampiriku, mengapa? karena aku tidak yakin pda kumbang itu. Dan yang paling bahaya adalah, aku tidak yakin pada perasaan ku terhadap kumbang yang terlihat banyak bualan saja. Sebab itu, aku tidak ingin ceroboh dalam menerima dan memberi cinta.
Kumbang yang sudah bertahun-tahun menabur pesona padaku, tidak bisa aku lupakan begitu saja. Mungkin karena aku masih mengharapkannya. Menunggu untuk pecinta sejati, seharusnya tidaklah menjdi masalah. Apalagi jika janji telah diikrarkan... hahahhahhaha sungguh pemandangan yang tragis. Dengan mudahnya mengatakan,,,,”maafkan aku ea”...dia kira... siapa dia!!!!
Semakin banyak rayuan dan janji-janji kumbang jalang yang menghampiriku, aku semakin yakin kalau dia tidak serius. Mungkin hanya ingin mempermainkan perasaan bunga lemah seperti ku. Tapi, maaf aku tidak selemah yang kau kira. Teruslah berjuang untuk cintamu. Dan aku tidak ingin kau kembali. Sebab sekali kau berdusta, tidak menutup kemungkinan kau akan berdusta lagi padaku.. jadi terbanglah tinggi tinggalkan aku. Sebab kau tak layak mendapatkan cintaku... cintaku terlalu suci untuk kumbang sepertimu.
Dengan mudahnya kau katakan,, aku terlalu lama menggantungmu..hahhaha pernahkah kau sadar aku tidak mengerti arti menggantung cinta. Sebab aku belum pernah menjalin cinta dengan kaum Adam. Yang aku tau hanyalah rasa simpati dan kagum sesaat saja padamu. Jika kau serius, harusnya kau sabar menunggu bunga ini dalam meyakinkan hatinya untuk menerima dan memberi cinta padamu kumbang jalang. Memang benar, kalau kau tidak sabar dalam menunggu.. tapi maaf untukmu,,,tidak ada kesempatan lagi. Sebeb telah kututup pintu hatiku untuk kumbang penebar kebohongan sepertimu....... jalani hidupmu..maka akan kujalani hidupku!!!

Sabtu, 28 April 2012

Arti Sahabat

begitu banyak defenisi tentang sahabat dari berbagai sumber. tapi untuk saya arti sahabat adalah selalu berkata jujur atas diri kita. jika sahabat tidak bisa berkata jujur tentang diri kita...itu artinya dia tidak ingin kita memperbaiki diri menjadi lebih baik. sebenarnya itu bukanlah sahabat yang baik. sahabat tidak menuntut apa yang tidak kita bisa beri,,tapi sahabat akan membimbing kita menuju apa yang kita inginkan. artinya sahabat tidak mementingkan dirinya sendiri. dan sesungguhnya beguitulah seharusnya kita dalam hidup ini..tidak hanya mementingkan diri sendiri saja... banyak sahabat dalam kehidupan ku.. tapi memang benar 1:1000 sahabat yang benar - benar mengerti kita, tidak menuntut lebih, tidak dusta jika kita ingin dinilai..selalu siap untuk berbagi, tidak meninggalkan kita saat dia bahagia dan akan datang saat dia susah..sungguh sangat..sangat...sangat...susah dicari sahabat yang kita inginkan.. sebab itu terimalah sahabatmu apa adanya.. seperti yang saat ini sedang saya coba,,, mari mencoba menerima sahabat kita apa adanya.....

Jumat, 27 April 2012

cerpen

LUTUNG KASARUNG

Prabu Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old and therefore wanted to choose a successor. But unfortunately, he had no son. He thought of choosing one of his daughters, Purbararang and Purbasari. But it wasn’t an easy choice. They were both very pretty and smart. The only difference was their temperament. Purbararang was rude and dishonest, while Purbasari was kind and caring. With those considerations, Prabu Tapa Agung finally chose Purbasari to be his successor.

Purbararang didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me, Father. I’m the eldest daughter!” Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled. “Purbararang, to be a queen takes more than age. There are many other qualities that one must possess,” explained Prabu Tapa Agung wisely. “What does Purbasari have that I don’t?” Purbararang pouted. “You’ll find out when Purbasari has replaced me,” Prabu Tapa Agung answered.

After the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something wrong?” asked Indrajaya. Indrajaya is Purbararang’s future husband. “I’m upset! Father chose Purbasari as his successor and not me! I have to do something!” Purbararang said. Driven mad by her anger, she came to a witch and asked her to send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari started to feel itch all over her body. She tried applying powder to her body, but it’s no use. Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to scratch it, but she just couldn’t help it. In the next morning, there were scratch mark all over Purbasari’s body. “What happened to you?” asked Purbararang, pretending to be concerned. “I don’t know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I scratched and scratched, and this is what happened,” Purbasari answered. Purbararang shook her head. “You must have done something really awful. You’ve been punished by the gods!”

That day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?” demanded Prabu Tapa Agung. Purbasari shook her head. “I didn’t do anything that would upset the gods, Father,” she answered. “Then how can you explain what happened to your body?” Prabu Tapa Agung asked again. “If you don’t confess, I’ll banish you to the woods.” Purbasari took a deep breath. “Like I said before, I didn’t do anything wrong. And I’d rather be thrown into the woods than to confess to a deed I didn’t commit.”

After a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be moved to the woods. Purbasari was very sad, but she couldn’t do anything to defy her father’s order. She was accompanied to the woods by a messenger. He built a simple hut for Purbasari. After the messenger left, suddenly a black monkey came to Purbasari’s hut. He carried a bunch of bananas. From behind him, some animals looked on. “Are the bananas for me?’ Purbasari asked. The black monkey nodded, as if he understood what Purbasari said. Purbasari took the bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that were looking on also seemed to smile. “Are you willing to be my friend?” Purbasari asked them. All the animals nodded happily. Although she was living by herself in the woods, Purbasari never lacked of supplies. Everyday, there were always animals bringing her fruits and fish to eat.

A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At some places, her skin was even ulcerating. What am I supposed to do?” Purbasari sighed. The monkey who was sitting next to her stayed still, there were tears in his eyes. He hoped Purbasari would remain patient and strong.

One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot spring water. The monkey suddenly spoke, “The water of this pond will heal your skin,” he said. Purbasari was surprised, ”You can talk? Who are you?” she asked. “You’ll find out, in time,” the monkey said. Purbasari didn’t want to force the monkey. She then walked to the pond. She bathed there. After a few hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her face reflected on the clear pond water. Her face was beautiful again, with smooth and clean skin. Purbasari observed her entire body. There were no traces of any skin ailments. “I’m cured! I’m cured!” Purbasari shouted in joy. She quickly offered thanks to the gods and also to the monkey.

The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating Purbararang. She then accompanied by Indrajaya go to the woods to see Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to go home. Purbararang said she would let Purbasari return to the palace if Purbasari’s hair were longer than hers. Purbararang then let her hair down. It was so long, it almost touched the ground. But it turned out that Purbasari’s hair was twice longer than Purbararang’s hair.

“Fine, so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one more condition you must fulfill, do you have a future husband who is handsomer than mine?” said Purbararang as she walked toward Indrajaya. Purbasari felt miserable. She didn’t have a future husband yet. So, without much thought, she pulled the black monkey beside her.

Purbararang and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The monkey meditates and suddenly transformed into a very handsome young man, a lot more handsome than Indrajaya. “I’m a prince from a kingdom far away. I was cursed to be a monkey because of a mistake I committed. I could regain my true form only if there’s a girl who would be willing to be my wife,” said the young man.

Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed everything she had done. “Please forgive me. Please don’t punish me,” Purbararang said, asking for forgiveness. Instead of being angry, Purbasari smiled. “I forgive you, sis,” she said. Soon after, Purbasari become queen. Beside her was the handsome prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.


DANAU TOBA

Once upon a time there was a prosperous village in a far away island called Sumatra. In northern part of the island, lived a farmer whose name was Toba. He lived alone in a hut by a small forest. He worked on his farmland to grow rice and vegetables that he sells to local market. Once day he wanted to catch some fish so he went to a river and fished there. He was very surprised when he got a big fish. The fish was as big as human being. Soon he went home and put the fish in his kitchen. He planned to cook the fish for his dinner that night. When he got to his house that afternoon he took a bath. Then as he walked into his bedroom after taking a bath Toba was very shocked. Do you want to know what happened?

There stood in his living room a very beautiful girl. The girl greeted him nicely. For a moment Toba was speechless. When he could control his emotion he asked her.

‘Who are you? What’s your name? Why suddenly you are here in my house?’

‘Pardon me if I surprised you Mr. Toba, but you took me here. I was the fish that you caught in the river. Now that I become a human being again, I would like to thank you and I will be your servant to express my thankfulness’

‘Were you the fish?’

‘Yes, I was the fish. Look at your kitchen’.

Toba immediately rushed to his kitchen and the fish was nowhere to be seen. He saw some gold coins instead.

‘Whose coins are these? Why there are some coins here?’

‘Those coins are mine. As I changed into human being my scales changed into gold coins’

‘Ok you can live here and work for me. Your room is over there’

‘Thank you very much Mr. Toba’

Since that day the beautiful girl lived in Toba’s house. Since she was very beautiful Toba fell in love with her and not long after that they got married. The girl married to Toba on one condition that he would never tell anybody about her past. Toba agreed to the condition. Several months later Toba’s wife delivered to a baby boy. Their son was healthy. Soon he grew up into a handsome boy. Toba named him Samosir. Unfortunately Samosir was a lazy boy. He did not want to work at all. When his father worked hard in his rice field and farm, Samosir just slept. When he was awake he talked a lot and he ate a lot. Toba was very disappointed with his son’s nature. He hoped that one day Samosir would change into a diligent boy. Day in and day out but Samosir never changed.

Toba used to go to his farm and rice field early in the morning. Then at midday his wife would bring him food. They used to eat lunch at their farm. As he was a teenager Toba and his wife tried to change his behavior. They ordered Samosir to bring food for his father for lunch while her mother stayed at home to do household chores. But Samosir never did his duty well. He always woke up very late. He woke up after midday. Then one day his mother forced him to bring the food.

‘Sam, wake up. Go to the farm and bring the food for your father. He must be very tired and hungry now’.

But Mom, I am tired and hungry too’

‘What makes you tired? You just wake up. Go now. You father needs the food’

Toba reluctantly went to the farm. But he did not go to the farm immediately. He stopped somewhere in the street and ate the food. It was already late afternoon when he got to the farm. His father was disappointed. Then he was angry as he realized that his son had eaten his food. He said sarcastically.

‘O, you are stupid lazy boy. You are son of a fish!’

Samosir was hurt. He went home right away and as he got home he told his mother about his father’s words. Samosir’s mother was shocked. She was also deeply hurt.

‘O Toba. You break your promise so I cannot live with you here anymore. Now you have to accept to consequence of what you did. Samosir, now go to the hill, find the tallest tree and climb it’

‘Why mom? What will happen?’

‘Just do it, never ask any question. Good bye’

As soon as she finished saying that suddenly the weather changed. Sunny day suddenly turned into cloudy day. Not long after that the rain poured heavily. The rain last for several days. Consequently the area was flooded. The whole area became a big lake. Then it was called Lake Toba and in the middle of the lake there is an island called Samosir Island. Meanwhile Toba’s wife disappeared.


Selasa, 06 Maret 2012

IMBUHAN GABUNG MEMPER-KAN DAN DIPER-KAN

KARYA TULIS ILMIAH
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA LANJUT
IMBUHAN KATA KERJA MEMPER- KAN DAN DIPER-KAN DALAM BAHASA INDONESIA


KELOMPOK 3
FEBRIZA CAHYANE
FITRI ANGGORO SARI
ILAM SARTIKA
JULIANA. S
JUNIDA PARAMITA
SUMIARTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2011/ 2012

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi kami kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan solawat dan salam kepada ruh junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya dihari akhir nanti.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang mengasuh mata kuliah morfologi bahasa indonesia lanjut dikelas 4B. Semoga Ibu selalu mendapatkan rahmat dari Alla S.W.T dan semoga Ibu selalu diberi kesehatan. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada rekan – rekan yang telah membantu kami menyelesaikan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam peristiwa pembentukan kata sering terjadi peristiwa penggabungan imbuhan, baik antara awalan dengan awalan ataupun antara awalan dengan akhiran. Dalam hal ini terdapat dua macam penggabungan, yaitu penggabung yang dilakukan secara serempak dan penggabungan yang dilakukan secara bertahap. Hal yang pertama, misalnya terjadi pada kata kekuatan, perdebatan, pemukulan. Dalam  hal ini ke-an, per-an dan peN-an secara serempak membentuk ketiga kata bentukan di atas dengan menggunakan kata dasar kuat, debat dan pukul. Karena kedua macam imbuhan itu masing-masing tidak berdiri sendiri, maka makna yang dikandungnya pun merupakan satu kesatuan. Imbuhan seperti itu disebut dengan istilah konfiks. Lain halnya dengan me-kan, per-kan, memper-kan. Misalnya pada kata menggunakan, pergunakan, mempergunakan. Dalam hal ini akhiran kan lebih dahulu berfungsi pada kata bentukan itu daripada me-, per-, memper-. Bentukan imbuhan seperti ini tidak sama fungsinya dengan konfiks.

BAB II. PEMBAHASAN
2.1  Kajian Relevan
A.      Imbuhan Gabung memper – kan
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper – kan adalah awalan me-, awalan per-, dan akhiran –kan yang digunakan bersama – sama pada sebuah kata dasar, atau pada sebuah bentuk dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula – mula pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara bersamaan dan kemudian  diimbuhkan pula awalan me- . Contohnya pada kata dasar tunjuk mula – mula diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara bersamaan sehingga menjadi pertunjukan, dan kemudian diimbuhkan lagi awalan me- sehingga menjadi kata mempertunjukkan.
Fungsi imbuhan gabung memper - kan adalah membentuk kata kerja aktif transitif. Sedangkan makna yang dimiliki sebagai hasil dari proses pengimbuhannya, antara lain yaitu:
1)     Menjadikan bahan
2)     Menjadikan supaya
3)     Menjadikan per – an
4)     Menjadikan dapat di-
5)     Menjadikan ber-
Aturan pengimbuhan gabung memper- kan adalah sebagai berikut :
1)     Untuk mendapatkan makna ‘ menjadikan sebagai bahan ‘ imbuhan gabung memper – kan harus diimbuhkan pada kerja tertentu. Contoh :
-          Mereka masih saja memperdebatkan persoalan itu.
Memperdebatkan artinya ‘ menjadikan ( persoalan itu ) sebagai bahan perdebatan’.
-          Tidak baik mempermainkan orang tua seperti itu.
Mempermainkan artinya ‘ menjadikan ( orang tua seperti itu ) sebagai bahan permainan’.
2)     Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan supaya’ imbuhan gabung memper-kn harus diimbuhkan pada kata sifat dan kata kerja yang menyatakan keadaan. Contoh :
-          Kamu harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya.
Mempersiapkan artinya ‘menjadikan ( diri ) supaya siap’.
-          Saya ingin memperkenalkan kamu pada ayah saya.
Memperkenalkan artinya ‘menjadikan ( kamu ) supaya berkenalan’.
3)     Untuk mendapatkan makna ‘melakukan per-an’, imbuhan memper-kan harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata benda berbentuk per-an. Contoh :
-          Mereka mempertahankan benteng itu.
Mempertahankan artinya ‘melakukan pertahanan’.
-          Sctv akan mempersembahkan kesenian daerah
Mempersembahkan artinya ‘melakukan persembahan’.
4)     Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan dapat di…’ imbuhan gabung memper-kan harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar kata kerja. Contoh :
-          Saya memperlihatkan naskah aslinya.
Memperlihatkan artinya ‘menjadikan dapat dilihat’.
-          Ami mempertontonkan kepandaiannya bermain piano.
Mempertontonkan artinya ‘menjadikan dapat ditonton’.
5)     Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan ber….’ Imbuhan bagung memper-kan harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata kerja berbentuk ber-. Contoh :
-          Saya akan mempertemukan Anda dengan Beliau.
Mempertemukan artinya ‘menjadikan bertemu’.
-          Janganlah Anda mempersekutukan Allah.
Mempersekutukan artinya ‘menjadikan bersekutu’.
B.      Imbuhan Gabung diper – kan
Imbuhan gabung diper-kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan. Semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan adalah kata kerja transitif. Oleh karena itu, setiap kata kerja berimbuhan gabung memper-kan ada kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan. Contoh :
Kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan
-          Dipergunakan
-          Dipertentangkan
-          Dipersembahkan
-          Dipertemukan
-          Diperkenalkan
Sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif berimbuhan memper-kan :
-          Mempergunakan
-          Mempertentangkan
-          Mempersembahkan
-          Mempertemukan
-          Memperkenalkan
Imbuhan gabung diper-kan digunakan sebagai imbuhan kata kerja dalam kalimat yang pelakunya terletak sesudah kata kerjanya. Contoh :
-          Kami diperkenalkan paman kepada anak buahnya.
Kata kerja       pelaku
-          Acara ini dipersembahkan oleh TVRI stasiun Pekanbaru.
     Kata kerja                          pelaku


2.2  Teori
Masnur Muslich (2010 : 39-41 ) Afiks ialah bentuk kebahasaan terikat yang hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata – kata baru. Abdul Chaer ( 2008 : 106 ) Afiks adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun berkategori ajektiva.
Menurut Hasan Alwi dkk ( 2008 : 31 ) Afiks adalah bentuk terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Meurut Drs. M. Ramlan ( 1978 : 48 ) Afiks ialah suatu unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan – satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Menurut Dra. Charlina,M.Hum dan Drs. Mangatur Sinaga ( 2007 : 29 ) Afiks ialah proses pembentukan kata – kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya itu mungkin berupa pokok kata, kata, dan kelompok kata. 

BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper – kan adalah awalan me-, awalan per-, dan akhiran –kan yang digunakan bersama – sama pada sebuah kata dasar, atau pada sebuah bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula – mula pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara bersamaan dan kemudian  diimbuhkan pula awalan me- . Imbuhan gabung diper-kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan. Semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan adalah kata kerja transitif. Oleh karena itu, setiap kata kerja berimbuhan gabung memper-kan ada kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan.

3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca karya tulis ini, karena kami menyadari kekurangan kami. Mungkin saja dalam karya tulis kami ini terdapat banyak kesalahan, dari itu kami sangat berterimakasih sekali jika ada kritikan dan saran dari pembaca. Demi mendapatkan karya tulis yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ramlan. 2005. Morfologi Suatu Tujuan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Sinaga, Mangatur. 2007. Morfologi. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.